Dear sepi,
Sepiku kini memutuskan untuk pergi, ya Tuhan, tak kusangka dia benar-benar melepasku, disaat aku sudah terpati dengannya. Jangan datang lagi, karena jika kau kembali, hati ini akan semakin terasa perih, tersayat pilu.
Semalam, saat di berkata bahwa kesimpulannya adalah untuk melepasku, dan menjadikanku seseorang yang tak berharga lagi baginya, aku tak tahu harus menjawab apa karena dia seperti tidak membutuhkan jawaban apapun.
Sepi, kini aku patah hati, entah untuk yang kesekian kalinya, aku terjatuh dan tersungkur,
sakit, sakit lagi yang kurasa kini. Jiwaku yang kukira telah menemukan ketenangan hati, kini telah dikobarkan lagi oleh api. melumat habis sisa perjuanganku yang sia-sia, dan aku tak tahu harus berpegang pada apalagi, harena sebagian hatiku telah dibawa untuk ikut pergi. Aku tak mampu lagi berkata-kata, apalagi mengurai airmata, karena aku tak sanggup untuk membuka mata dan menghadapai nyata! Aku tidak memiliki keberanian untuk memintanya kembali, karena kurasa akulah penyebab perginya dia, yang sudah kuberi hatiku.
Aku mencintainya, sepi, tapi aku hanya bisa berbisik dalam piluku, aku hanya mampu berteriak pada egoku bahwa aku tidak mampu melepasnya untuk pergi. Aku memandangi langkah kakinya yang makin jauh meninggalkanku, hingga akhirnya hilang ditelan sadisnya dunia. Kepergian memang selalu menyisakan pahit dan sakit yang tak terperi. Entah dengan kata maupun pergi begitu saja! Sebegitu kejamnyakah dia, atau sebegitu bodohnya aku hingga aku merasa tak mampu lagi untuk menyembuhkan hati ini.
Tapi aku masih memiliki keyakinan, bahwa aku harus mampu untuk tetap tegar berdiri diatas kedua kakiku sendiri. Aku pasti mampu untuk mendapat sesuatu yang lebih berharga untuk tetap kupertahankan, dan aku harus tetap melangkah untuk belajar memahami bahwa, inilah dunia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berikan pendapatmu untuk post ini...
^.^