Rabu, 05 Januari 2011

Aku Yang Baru

Pagi ini kulihat dari kaca jendela kantorku jika bisa disebut kantor beku, dan dingin. Aku berdiam sejenak disela kekosongan jadwal kerja (hmm, masih tutup buku), jadi kuputuskan menulis sajalah, sekedar bercerita, entah untuk berbagi beban ataupun kesenangan. Ini posting pertamaku tahun ini.


Tahun yang baru, dan kesedihan yang baru. Tapi bukan berarti hanya kesedihan yang datang, mungkin aku sedang diberi penempaan dari Tuhan untuk menjadi manusia yang lebih kuat dan tidak hanya menjadi makhluk lemah yang hanya bisa menangis ketika ditinggalkan.


Begitu banyak yang harus direnungkan akhir tahun dan awal tahun. Mungkin itu
hanya sebagai simbolis betapa ketaranya Tuhan telah memberiku kesempatan hingga saat ini untuk tetap bisa menikmati pemberiannya, KEHIDUPAN. Aku tahu tujuannya bukan untuk menjadikanku manusia yang hanya bisa menangis dan meratapi, tapi kusadari aku harus menghadapinya dengan kepala tegak dan berkata, AKU SANGGUP.


Akhir tahun kemarin, aku benar-benar merasakan ditinggal oleh orang yang kusangka tidak akan meninggalkanku. Begitu dalam luka yang dia tinggalkan hingga aku hanya bisa bertanya-tanya, sanggupkah aku untuk percaya -lagi- pada orang sepertinya? Disini aku mulai menyadari, seberapa mampunya seseorang untuk hidup sendiri, tidak akan pernah mampu untuk melakukan segala hal itu sendiri. Saat tak ada lagi yang menjaga dan melindungi, dalam keterpurukan aku mendapat satu pencerahan yang dapat kugunakan untuk melindungi diriku sendiri, yaitu aku. Aku yakin bisa melewati semua sendiri, tapi tanpa gangguan. Hanya aku, dan Gusti yang setia mendampingiku dan memberiku pembelajaran melalui kehidupan yang telah Dia beri, atas segala hal yang telah Dia perlihatkan untukku melalui mata menusiaku, yang bisa saja mendapat pemahaman yang berbeda. Aku yakin dan menyadari, kehidupanku akan berubah menjadi lebih baik, tanpanya.


Matahari cerah! Aku baru saja melihat keluar dan, wah, dalam beberapa hari belakangan pagiku selalu diliputi mendung dan hujan. Tapi hari ini, kuharap suasana hatiku secerah matahari.


Sepi, aku tidak tahu bagaimana bisa aku sanggup bertahan jika aku melihatnya.  Dia dekat, tapi tak teraih oleh tanganku yang selalu hanya bisa berharap bisa meraihnya lagi. Tapi, dia telah pergi, dari hidupku, dari hatiku. Entah bisa atau tidak aku menghadapi dan menerima kenyataan itu, aku harus move on. Lagipula dia sudah menyerah, bukannya mauy berubah. kuharap dia dapat yang terbaik untuknya dan dapatkan apa yang dia mau sesuai dengan harapannya.


Lupakan dia, dan mulai yang baru.
Sepi, aku berjanji akan ceria kembali...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo berikan pendapatmu untuk post ini...
^.^