Dear sepi,
Engkaukah yang ada disana? Menantiku dengan kedamaian hati yang tak tergantikan..?
Aku ragu, karena baru kali ini aku mendapat tekanan dari berbagai pihak. Seolah tak satupun yang berpihak padaku, menemaniku, membelaku, menggantikan posisimu yang dulu begitu sempurna disisiku. Betapa aku merindukan pelukan kedamaianmu melingkupiku. Hangatnya logika darimu yang menyegarkan pikiranku kembali. Tapi resahku kini kalahkan segalanya.
Inikah hukuman darimu sepi? Untukku yang selalu tak pedulikanmu dikala aku bahagia? Jangan lakukan ini padaku, karena sekarang tiap kau muncul di benakku, hanya kesedihan yang muncul. Hanya tangis tertahanku yang ingin tumpah. Dan hanya isakku yang keluar dari bibirku...
Sepi, terimakasihku untukmu selalu karena kusadar kau tidak pernah benar-benar meninggalkanku. Kau hanya menjaga diri untuk tidak terlalu dekat denganku, supaya aku menyadari bahwa nyatalah yang harus kuhadapi, bukan hanya kesendirian. Tapi sepi, tahukah kau bahwa ketakutan itu mulai merajai hatiku? Mulai menggerogoti setiap inci pikiran ini hingga kekalutan yang kuhadapi serasa membuatku terdorong maju dan mendekati masalah sebenarnya. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan sepi? Apa yang akan kuhadapi, dan apa yang sekarang kuyakini untuk selesaikan itu semua.
Tetaplah berada bersamaku, untuk berikanku keyakinan akan segala tindakan yang kulakukan, akan segala hal yang kutakuti, bahwa Tuhan memberiku apa yang kubutuhkan, bukan yang kuminta.
Sepi, terimakasih sudah mengajariku bagaimana menghadapi segala resiko dari segala tindakan yang kuambil. Walaupun belum semua benar-benar kuketahui, tapi aku sudah belajar..
Terimakasih sepiku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ayo berikan pendapatmu untuk post ini...
^.^