Selasa, 05 Februari 2013

Belajar Menjadi Seorang Yang Bijaksana

"Kadang butuh kesalahan untuk buatmu bijaksana, karena dari sebuah kesalahan kamu memperoleh pelajaran terbaik tentang hidup..."

"Orang yang bijaksana baru mampu membedakan yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang sesat; orang yang rendah hati baru bisa membangun kehidupan yang indah sempurna ketika menjadi bijaksana..."

Dear teman...



Sekarang aku akan berbagi denganmu tentang perjalanan hidupku yang sedang kualami, tentang aku yang sedang berusaha untuk menjadi seorang yang lebih berarti.

Setiap manusia pasti tahu apa arti kata bijaksana atau wise. Terlepas dari itu,
bijaksana bukan sekedar kata. Kata itu mempunyai makna. Dan maknanya ini yang sedang kucari tahu untuk lebih jauh lagi kumengerti, kuhayati, dan kujadikan pedoman dalamku menjalani hidupku.

Dalam usiaku saat ini, entah harus dikatakan terlalu muda, cukup usia, ataukah terlambat, aku sedang mencari jati diriku sendiri mengenai kebijaksanaan. Seringkali aku mengabaikan orang-orang yang menasihatiku untuk menjadi seorang yang bijaksana. Seringkali aku memuji orang lain dengan kata 'dia (atau kamu) bijaksana'. Tanpa aku tahu bagaimana caranya supaya aku bisa mencapai tahap itu. Aku menyadari, seringkali aku mengucapkan doa untuk orang lain, to be wise. Tapi ternyata kusadari, dalam diriku sendiri, bijaksana itu belum cukup mempengaruhiku untuk menjadi seorang wanita yang berprinsip.

Dan aku ingin bisa menjadi seorang yang bijaksana secara prinsip, dan dalam segala hal yang kuhadapi. Menjadi bijaksana bukan berarti menjadi lebih baik daripada orang lain. Mungkin bisa sebaliknya, orang lain banyak yang lebih bijaksana dariku. Aku masih belum cukup belajar memahami tentang keseimbangan hidup. Menyeimbangkan tentang ketakutan dan keberanian, kegagalan dan keberhasilan, kebohongan dan kebenaran, kejahatan dan kebaikan, kekecewaan dan kebanggaan. Juga tentang kesabaran dan kemarahan. Bijaksana adalah bagaimana aku bisa memahami diri sendiri dan orang lain. Mengutip kata seorang teman, bijaksana adalah orang yang mampu menerima saran, bukannya mencari dukungan untuk menjatuhkan lawan.

Terkadang aku masih menjadi seorang yang egois untuk menerima bahwa orang lain kujadikan lawan, bukan kawan. Dan aku menyadarinya, bahwa itu mematikan hati, bukan menumbuhkan kasih. Aku menyadari bahwa itu salah. Bukankah itu salah satu kebijaksanaanku ya? Bijaksana itu bisa dipandang dari berbagai hal, berbagai sisi. Apa yang menurut kita benar, belum tentu bagi orang lain itu benar juga.

Bijaksana dalam menanggapi setiap hal yang terjadi. Aku berusaha mewujudkannya terjadi dalam tiap ritme kehidupan yang sedang diatur Tuhan untuk menjadikanku pribadi yang kuat dan tangguh. Dan aku bersyukur untuk guruku yang nyata, yang selama ini membimbingku tanpa lelah untuk menjadikanku kuat, tegar dan bijaksana. Aku berharap bisa sebijaksana dirinya. Terima kasih ya mamase...

Bagaimana untuk menerima kekalahan, menerima bahwa ada orang yang mendapatkan lebih baik dari yang aku capai. Itulah bijaksana yang belum aku bisa. Yah, aku hanya manusia biasa, ynag masih seringkali diselimuti rasa iri. Tapi itulah caraku belajar untuk instrospeksi dan memahami apa yang dimaui diri ini. Sekarang aku merasa sedang belajar. Terkadang untuk menerima itu sulit, tapi lebih sulit lagi jika aku menjalani dengan rasa tidak ikhlas hati.

Dan aku ingin, bukan orang lain yang mengatakan, tapi aku sendiri yang memahami, bahwa aku sudah bisa menjadi BIJAKSANA...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo berikan pendapatmu untuk post ini...
^.^